LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI
DASAR
“PENGGUNAAN
MIKROSKOP SERTA PENGAMATAN BENTUK DAN STRUKTUR SEL”
Oleh
:
Nama : Mukholifatur Rosida
NIM :
170210101145
Program Studi : Pendidikan Matematika
Kelompok : 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
I.
JUDUL
Penggunaan Mikroskop serta Pengamatan Bentuk dan
Struktur Sel.
II.
TUJUAN
2.1
Memperkenalkan
komponen – komponen mikroskop dan cara penggunaannya.
2.2
Mempelajari
cara menyiapkan bahan – bahan yang akan diamati di bawah mikroskop.
2.3
Mengamati
bentuk dan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
III.
DASAR TEORI
a.
Mikroskop
Mikroskop
(bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat
oleh mata. Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan,
adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari
satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda
yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya,
mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop
monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel (anonim, 2011:5).
Mikroskop
biologi umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan
pembesaran sebagai berikut.
1. Objektif
4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x.
2.
Objektif 10 dengan okuler 10x,
pembesaran 100x.
3.
Objektif 40x dengan okuler 10x,
Pembesaran 400x.
4.
Objektif 100x dengan okuler 10x,
pembesaran 1000x.
5.
Objektif yang paling kuat pada mikroskop
optik 1000x disebut objektif emersi.
Lensa
objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis
besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat
semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang
menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop
cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan, semu,
terbalik, dan lebih lagi diperbesar (Saras Dian Pramudita, 2012, 7).
Bagian – bagian dari mikroskop sebagai berikut.
1.
Lensa Okuler
Lensa
yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar, pengamat melihat objek
melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar kembali bayangan
dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6, 10, atau 12
kali.
2.
Lensa
Objektif
Lensa yang dekat dengan
objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, yaitu dengan
perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan lensa objektif pengamat
harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak emersi ini berfungsi
sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran
100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang
bersentuhan.
3.
Kondensor
Bagian yang dapat diputar
naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh
cermin dan memusatkannya ke objek.
4.
Diafragma
Bagian
yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai
preparat.
5.
Cermin
Bagian yang berfungsi untuk menerima
dan mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara
memantulkan cahaya tersebut.
6.
Revolver
Bagian yang berfungsi untuk mengatur
perbesaran lensa objektif yang diinginkan.
7.
Tabung
Mikroskop
Bagian yang berfungsi untuk
menghubungkan lensa objekti dan lensa okuler mikroskop.
8.
Lengan
Mikroskop
Bagian yang berfungsi untuk tempat
pengamat memegang mikroskop.
9. Sekrup
Pengarah Kasar
Bagian
mikroskop yang berfungsi mengatur posisi naik turunnya tabung dengan skala
besar.
10. Sekrup
Pengarah Halus
Bagian
mikroskop yang berfungsi mengatur posisi naik turunnya tabung dengan skala
kecil sehingga dapat memfokuskan yang lebih baik.
11. Penjepit
Bagian
mikroskop yang berfungsi untuk menjaga slide yang berisi specimen tetap berada
ditempat yang sama dan tidak bergeser – geser.
12. Sendi
Inklinasi
Bagian
mikroskop yang berfungsi untuk mengatur posisi lengan.
13. Kaki
Bagian
mikroskop yang berfungsi sebagai dudukan atau alas mikroskop (Saras Dian
Pramudita, 2012: 9).
b. Bentuk
dan Struktur Sel
Sel adalah
kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup. Ilmu yang mempelajari tentang sel adalah sitologi.
Pengetahuan tentang struktur dan fungsi sel terus berkembang hingga kini
seiring dengan teknik dan peralatan analisis yang digunakan. Baik secara in vitro maupun in vivo. Pada awalnya ilmuwan dapat mengamati berbagai tipesel
tumbuhan dan hewan serta organisme bersel tunggal (Kimball, J.W,2009:135).
Berdasarkan temuan Mathias
Scheilden pada sel tumbuhan dan temuan Theodor Schwan pada sel hewan yang
dikenal dengan teori sel. Pernyataan – pernyataan tersebut dikenal dengan Teori
sel yang terdiri atas :
1.
Setiap makhluk hidup terdiri
atas satu sel atau lebih sel.
2.
Sel merupakan unit
structural dan fungsional semua makhluk hidup. Sel merupakan unit terkecil pada
organisme multiseluler.
3.
Semua kehidupan berasal dari
sel – sel sebelumnya melalui pembelahan.
4.
Sel mengandung material
genetic yang akan diturunkan kepada generasinya melalui pembelahan.
Teori yang diajukan tersebut
menunjukkan bahwa sel merupakan kesatuan structural terkecil yang mengandung
makna yang mendasar bagi tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup terdiri atas satu
sel yang disebut uniseluler, dan sel
yang tersusun lebih dari satu sel disebut multiseluler.
Bentuk dan ukuran sel
bervariasi. Sel – sel prokariot mempunyai bentuk sederhana, seperti bakteri
memiliki bentuk bulat, batang,atau spiral. Sel – sel eukariot memilik bentuk
yang bervariasi misalnya sel tumbuhan ada yang bentuk peluru, kubus, prisma,
dan serabut. Bentuk sel biasanya disesuaikan dengan fungsinya, misalnya sel
epidermis bentuknya pipih dan tersusun rapat berfungsi untuk melindungi sel
yang ada di dalam, sel saraf memiliki juluran sitoplasma yang panjang berupa
dendrit dan akson yang berfungsi untuk menghantar impuls pada jarak yang jauh
(Kimball, J.W,2009:137).
Sel prokariotik merupakan
sel tanpa membran inti sehingga berbatasan langsung dengan sitoplasma dan
tersebar di dalam sitoplasma. Adapun ciri – ciri sel prokariotik sebagai
berikut.
1.
Tidak memiliki selubung inti
dan nucleolus.
2.
DNA telanjang dan memiliki kromosom
tunggal.
3.
Pembelahan secara amitosis.
4.
Tidak memiliki organel dan
mitokondria.
5.
Metabolism secara anaerob.
6.
Tidak memiliki sitoskelet
sehingga tidak terjadi ada pergerakan aliran sitoplasma.
Sel eukariotik merupakan sel
yang memiliki membarn inti sehingga terjadi pemisahan ruang antara inti sel dan
sitoplasma. Adapun ciri – ciri sel eukariotik sebagai berikut.
1.
Memiliki selubung inti dan
DNA terikat protein.
2.
Memiliki kromosom ganda dan
terdapat nucleolus.
3.
Melakukan pembelahan secara
meiosis atau mitosis.
4.
Memiliki organel membran dan
memiliki mitokondria.
5.
Metabolisme secara aerob.
6.
Memilikisitokelet yang
mengakibatkan terjadi aliran sitoplasma (Campbell,
Reece-Mitchell,2010:208).
Materi genetik (DNA) sel
eukariotik berada dalam inti sel dan dibungkus oleh membrane inti. Sel eukariot
memiliki sejumlah organel dengan fungsi tertentu yang spesifik. Diantara
organel yang dimiliki sel eukariotik adalah inti sel, retikulum endoplasma,
mitokondria, badan golgi, lisosom, mikrobodi dan kloroplas. Contoh sel
eukariotik diantaranya adalah sel protozoa (Amoeba, paramecium, flagellate,dan
cilliata), sel epidermis (sel tumbuhan), dan sel oto(sel hewan).
Bagian – bagian sel tumbuhan dan hewan sebagai berikut.
1.
Dinding Sel
Dinding sel merupakan
komponen yang menyelebungi sel tumbuhan dan berada di luar membran plasma.
Dinding sel dapat dijumpai pada sel tumbuhan.bahan utama penyusun dinding sel
adalah selulosa yang tersusun dari unit – unit glukosa. Selain selulosa dinding
sel juga mengandung pectin, hemiselulosa, dan glikoprotein.
Dinding sel berfungsi
sebagai penyokong mekanik dan memberi bentuk pada sel. Dalam hal tertentu
dinding sel berperan untuk melindungi sel agar tidak mengalami lisi. Dinding
sel ketebalannya berkisar antara 0,1 m sehingga dapat menghambat pergerakan sel itu sendiri.
Secara umum dinding sel pada
tumbuhan terdiri atas dua yaitu : dinding sel primer dan dinding sel sekunder.
Dinding sel biasanya bersifat kaku tetapi bukan merupakan pemisah absolut
antara isi dan sel dengan lingkungannya. Hal ini disebabkan karena pada dinding
sel lainnya yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berperan dalam mengangkut
bahan – bahan interseluler dan komunikasi antar sel.
2.
Membran Plasma
Membran plasma (membran sel)
memisahkan sitoplasma dan organel seluler dari lingkungannya secara fisik
sehingga semua zat yang masuk dan keluar dari sel harus melintasi membran sel
dengan berbagai mekanisme. Pada sel tumbuhan, membran sel berada dalam dinding
sel. Fungsi membrane sel tergantung pada molekul – molekul penyusunnya yaitu
protein, lipid, dan karbohidrat dalam bentuk glikoprotein dan glikolipid yang
membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan asimetris. Sifat dinamis
dimiliki karena membran sel mempunyai struktur fluida (zat cair) sehingga
molekul lipid dan protein sisi luar tidak sama dengan sisi dalam.
Molekul – molekul lipid
menyusun lapisan posfolipid rangkap yang disisipi protein membran. Protein
membran terdiri atas dua macam yaitu protein integral (terbenam), protein
perifer (menempel), dan lapisan posfolipid. Satu unit posfolipid terdiri atas
bagian kepala (fosfat) dan ekor (asam lemak). Bagian posfat merupakan sisi
hidrofilik (suka air) yang menghadap keluar. Bagian asam lemak merupakan sisi
hidrofobik (tidak suka air) yang tersembunyi di bagian dalam membran sel.
3.
Nukleus
Inti sel (nukleus) merupakan
bagian paling dalam diantara organel – organel di dalam sel. Nucleus dibatasi
oleh membran ganda yang memiliki pori berukuran 60 nm yang berguna untuk pertukaran
nukleoplasma dengan sitoplasma. Nukleoplasma mengandung kromosom dan nukleolus.
Nukleolus merupakan bagian yang mengandung RNA ribosomal.
Fungsi inti sel adalah
mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme di dalam sel, menyimpan
informasi genetik dalam bentuk DNA, menjalankan dan mengatur terjadinya
replikasi dan transkripsi.
4.
Kloroplas
Kloroplas merupakan salah
satu bentuk plastida yang terdapat dalam sitoplasma sel eukariotik. Kemampuan
sel tumbuhan menggunakan cahaya sebagai sumber energi untuk mengubah CO2 dan H2O menjadi
karbohidrat dan oksigen melalui prose fotosintesis disebabkan karena adanya
organel kloroplas yang dimilikinya.
5.
Mitokondria
Mitokondria umumnya tersebar
merata dalam sitoplasma karena terkait dengan fungsinya sebagai penghasil
energi. Mitokondria berbentuk bulat panjang dengan ukuran 1 – 10 mm. mitokondria terbungkus oleh suatu selubung yang terdiri dari
dua membran masing – masing merupakan posfolipid yang mempunyai kumpulan
protein.
6.
Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan labirin membran yang demikian
banyak sampai separuh lebih dari total membran terlihat menonjol. Retikulum
endoplasma halus berfungsi menyintesis protein, lipid, protein, karbohidrat,
dan menawarkan obat dan racun. Banyak jenis sel terspesialisasi mensekresi
protein yang dihasilkan oleh ribosom yang dilekatkan pada reticulum endoplasma
kasar.
7.
Badan Golgi
Badan ggolgi disebut juga kompleks golgi terdiri atas kumpulan
vesikel pipih yang berbentuk kantong. Badan golgi biasanya dikelilingi oleh
vesikula – vesikula dengan berbagai ukuran yang dilepaskan dari bagian tepi
badan golgi atau dari retikulum endoplasma kasar. Badan golgi antara lain
berfungsi memodifikasi produk sekresi, sekresi enzim- enzim, glikosilasi protein
produk RE kasar, pembuatan membran untuk vesikula, membran plasma, dan membran
internal lainnya termasuk lisosom primer.
8.
Vakuola
Vakuola dibatasi oleh membran tunggal, dibentuk dari penggabungan
vakuola – vakuola kecil selama pertumbuhan dan perkembangan sel tumbuhan.
Vakuola berfungsi sebagai tempat penyimpanan air dan produk – produk sel atau
metabolis intermediet. Oleh karena itu vakuola mempunyai macam – macam fungsi .
vakuola makanan yang dibentuk oleh fagositosis berfungsi untuk menampung dan
mencernakan serta mengedarkan makanan, vakuola kontraktil yang memompa air
berlebih ke luar sel.
9.
Sitoskelet
Sitoskelet merupakan serabut yang membentang di seluruh sitoplasma
yang memainkan peran utama dalam pengorganisasi struktur dan aktivitas sel.
Fungsi yang paling jelas dari sitoskelet adalah memberikan dukungan mekanis
pada sel dan mempertahankan bentuknya terutama bagi sel hewan. Sitoskeleton
juga terlibat falam beberapa jenis motilitas sel, terutama silis, flagella, dan
sel otot.
10. Sentriol dan Sentrosom
Sel hewan, sel tumbuhan tingkat rendah dan beberapa mikroorganisme
berdiameter 0,25 mm
dan panjang sekitar 2 – 20 mm.
flagel berdiameter sama dengan silia, tetapi lebih panjang daripada silia,
yaitu panjang sekitar 10 – 200 mm.
selain itu jumlah flagel biasanya terbatas hanya satu atau beberapa untuk
setiap sel.
11. Ribosom
Ribosom terdapat pada semua sel bahkan terdapat dalam mitokondria
dan kloroplas. Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom
berbentuk partikel padat hampir bulat dengan diameter 150 – 200 Å ada yang
melekat pada retikulum endoplasma kasar ada yang bebas dalam sitosol.
12. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan organel yang berada di dalam membran plasma
dan di luar nucleus. Sitoplasma tersusun dari sitosol yang bersifat koloid dan
mengandung nutrient, ion, enzim, garam, molekul organic dan air, dan organel
bermembran dan tidak bermembran. Fungsi sitoplasma adalah tempat berlangsungnya
metabolisme sitosilik, dan tempat penyimpanan bahan kimia yang berguna bagi
metabolisme sel (Campbell, Reece-Mitchell, 2010:223).
IV.
METODE PRAKTIKUM
4.1
Alat dan Bahan
4.1.1
Alat
4.1.1.1
Mikroskop
4.1.1.2
Gelas obyek
dan gelas penutup
4.1.1.3
Pipet tetes
4.1.1.4
Skalpel
4.1.1.5
Silet tajam
4.1.2
Bahan
4.1.2.1
Potongan
Kertas yang bertuliskan huruf “d” atau “b”
4.1.2.2
Air
4.1.2.3
Epitel rongga
mulut
4.1.2.4
Bawang merah
4.1.2.5
Methilen blue
4.1.2.6
Alkohol 70%
4.2 Skema
Kerja
4.2.1
Pengamatan
Potongan Huruf “d” atau “b”
![]() |
Pengamatan
Potongan Huruf “d” ata
![](file:///C:\Users\Toshiba\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.png)
![]() |
4.2.2
Pengamatan
Bentuk dan Struktur Sel
4.2.2.1
Pengamatan
Epitel Rongga Mulut (Sel Hewan)
![]() |
4.2.2.2
Pengamatan Sel
Bawang Merah (Sel Tumbuhan)
![]() |
V.
HASIL PRAKTIKUM
5.1
Pengamatan
huruf “b” & “d”
No
|
Keadaan Awal
|
Keadaan Akhir
|
Sifat Bayangan
|
1.
|
Huruf “b”
|
Huruf “p”
|
-
Maya
-
Terbalik
-
Diperbesar
|
2.
|
Huruf “d”
|
Huruf “q”
|
-
Maya
-
Terbalik
-
Diperbesar
|
5.2
Pengamatan
Bentuk dan Struktur Sel
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Sel epitel rongga mulut.
|
1.
Sel
2.
Inti
sel
3.
Membran
sel
4.
sitoplasma
|
2.
|
Sel umbi lapis bawang merah.
|
1.
Inti
sel
2.
Sitoplasma
3.
Dinding
sel
|
VI.
PEMBAHASAN
Praktikum
ini bertujuan untuk mengenalkan komponen – komponen mikroskop dan mengamati
bentuk dan struktur sel hewan dan tumbuhan. Dalam mengamati bentuk dan struktur
sel hewan dan tumbuhan, sesuai dengan keterbatasan panca indera manusia maka
perlu adanya alat yang disebut mikroskop untuk mengamati benda – benda yang
mikroskopik atau kecil. Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Mikroskop juga merupakan alat
optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang
diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Bagian – bagian dari mikroskop sebagai berikut.
1.
Lensa Okuler
Lensa
yang terdapat di bagian ujung atas tabung yang berfungsi untuk memperbesar
kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran
6, 10, atau 12 kali.
2.
Lensa
Objektif
Lensa yang dekat dengan
objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, yaitu dengan
perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan lensa objektif pengamat
harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak emersi ini berfungsi
sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran
100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang
bersentuhan.
3.
Kondensor
Bagian yang dapat
diputar naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan
oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
4.
Diafragma
Bagian
yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai
preparat.
5.
Cermin
Bagian yang berfungsi untuk menerima
dan mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara
memantulkan cahaya tersebut.
6.
Revolver
Bagian yang berfungsi untuk mengatur
perbesaran lensa objektif yang diinginkan.
7.
Tabung
Mikroskop
Bagian yang berfungsi untuk
menghubungkan lensa objekti dan lensa okuler mikroskop.
8.
Lengan
Mikroskop
Bagian yang berfungsi untuk tempat
pengamat memegang mikroskop.
9. Sekrup
Pengarah Kasar
Bagian
mikroskop yang berfungsi mengatur posisi naik turunnya tabung dengan skala
besar.
10. Sekrup
Pengarah Halus
Bagian
mikroskop yang berfungsi mengatur posisi naik turunnya tabung dengan skala
kecil sehingga dapat memfokuskan yang lebih baik.
11. Penjepit
Bagian
mikroskop yang berfungsi untuk menjaga slide yang berisi specimen tetap berada
ditempat yang sama dan tidak bergeser – geser.
12. Sendi
Inklinasi
Bagian
mikroskop yang berfungsi untuk mengatur posisi lengan.
13. Kaki
Bagian
mikroskop yang berfungsi sebagai dudukan atau alas mikroskop.
Pada pengamatan
pertama, kita mengamati potongan ketas dengan huruf “b” dan “d”. Kita akan
mengamati letak bayangan huruf tersebut menggunakan mikroskop. Pertama
meletakkan potongan huruf “b” diatas kaca preparat lalu jepit dengan penjepit
yang terdapat pada mikroskop. Lalu kita amati. Jika belum jelas putar bagian
revolver untuk memfokuskan objek tersebut. Dengan perbesaran 4 ´
0,10 diperoleh hasil dari pengamatan huruf “b” tersebut.setelah diamati
menggunakan mikroskop, huruf “b” berubah menjadi huruf “p”. Artinya perubahan
letak bayangan sebelum dan sesudah pengamatan. Letak bayangan sesudah pengamatan
yaitu maya terbalik dan diperbesar. Hal ini terjadi karena sifat dari mikroskop
cahaya yaitu semu atau maya, terbalik, dan diperbesar. Setelah mengamati
perubahan letak bayangan pada mikroskop, kita akan mengamati bentuk dan
struktur sel.
Sel merupakan
unit dasar fungsional dan biologis dari semua organisme hidup. Sel disebut juga
dengan bagian terkecil dari suatu kehidupan atau organisme untuk saling
membentuk dan memperbanyak diri untuk membuat kehidupan. Sel terdiri dari 2
macam yaitu sel tumbuhan dan sel hewan. Sel tumbuhan merupakan unit penyusun
tumbuhan sedangkan sel hewan merupakan unit penyusun sel hewan. Sel hewan dan
sel tumbuhan memiliki persamaan antar organel sel nya. Bagian – bagian sel
hewan dan sel tumbuhan yang sama ialah membran plasma, sitoplasma, inti sel,
retikulum endoplasma (RE), ribosom, mitokondria, badan golgi, dan peroksisom.
Pada membran
plasma (membran sel) sel hewan dan sel
tumbuhan sama – sama terletak di lapisan terluar sel yang berfungsi sebagai
pelindung molekuler sel terhadap lingkungan luar. Pada sitoplasma sel hewan dan
sel tumbuhan memiliki persamaan struktur penyusun sitoplasma anatara protein,
air, lemak, mineral, dan enzim. Pada inti sel (nukleus) sel hewan dan sel
tumbuhan sama – sama memiliki tempat untuk menyintesis DNA. Pada retikulum
endoplasma mempunyai struktur yang menyerupai kantung pipih yang berfungsi
menampung protein yang disintesis oleh ribosom dan menyintesis lemak dan
kolesterol. Pada ribosom sel hewan dan sel tumbuhan berbentuk bulat dan tersebar
di dalam sel yang berfungsi untuk melangsungkan sintesis protein. Pada bagian
mitokondria sel hewan dan sel tumbuhan memiliki kesamaan fungsi yaitu sebagai
pusat respirasi seluler yang menghasilkan ATP (energi). Sel hewan dan sel
tumbuhan juga dapat memproses dan mengemas protein di Badan golgi. Pada
peroksisom, sel hewan dan sel tumbuhan mampu berperan dalam metabolisme asam
lemak dan metabolit lainnya. Selain memilik kesamaan antar fungsi sel, sel
hewan dan sel tumbuhan juga memiliki perbedaan. Perbedaan ini menyangkut dengan
organel penyusun sel hewan dan sel tumbuhan.
Perbedaan sel
hewan dan sel tumbuhan bias dilihat dari organel – organel khas yang hanya
dimiliki masing – masing sel. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, kloroplas, dan
vakuola yang tak dimiliki oleh sel hewan. Sementara sel hewan memiliki
sentriol, lisosom, dan flagel yang tak ditemukan pada sel tumbuhan. Dinding sel
pada sel tumbuhan berguna untuk memperkuat sel. Kloroplas mengandung senyawa
klorofil yang menyerap energi cahaya untuk berfotosintesis. Vakuola permanen
diisi dengan getah sel untuk membantu menjaga turgiditas sel. Selain itu
perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dapat dilihat dari cadangan makanan yang
disimpannya. Pada sel tumbuhan, cadangan makanan berupa butir – butir zat pati
sementara cadangan pada sel hewan berupa glikogen.
Pada sel hewan
ditemukan organel yang disebut dengan sentriol. Sentriol pada sel hewan
memiliki fungsi utama untuk membantu saat terjadi pembelahan sel. Sentriol juga
berperan dalam pembentukan serat gelendong yang memisahkan kromosom selama
pembelahan sel (mitosis). Sentriol berbentuk seperti tabung dan berada dekat
dengan nukleus. Selain organel sentriol yang terdapat di sel hewan, ada juga
organel yang biasa kita sebut lisosom. Lisosom mengandung beberapa enzim
seperti nucleases yang memecah asam nukleat, protease yang memecah protein,
lipase yang memecah lipid, dan karbohidrat yang memecah karbohidrat.
Pada pengamatan
kedua kita akan mengamati epitel rongga mulut (sel hewan). Untuk memperoleh
epitel rongga mulut, kita harus mencari dengan epitel di sekitar mulut kita.
Caranya masukkan tusuk gigi lalu tusuk – tusuk bagian epitel rongga mulut,
setelah mendapatkan epitel rongga mulut letakkan diatas meja preparat. Setelah
semua dipersiapkan lalu amati bentuk epitel rongga mulut tersebut. Akan terbentuk
struktur sel yang memiliki inti sel satu dan berada di tengah. Tersusun oleh
sel ®
membran sel ®
sitoplasma ®
inti sel.
Pada pengamatan
ketiga, untuk mengetahui struktur sel pada tumbuhan kita melakukan pengamatan
menggunakan umbi lapis bawang merah. Iris umbi tersebut setipis mungkin. Lalu
letakkan irisan tersebut di atas meja preparat. Lalu amati menggunakan
mikroskop. Setelah diamati irisan umbi lapis bawang merah tersebut membentuk
struktur sel dengan inti sel banyak dan menyebar di seluruh permukaan dinding
sel. Tersusun oleh inti sel ® sitoplasma ®
dinding sel.
VII.
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Dalam mengamati bentuk dan struktur sel pada hewan maupun tumbuhan dengan
keterbatasan panca indera diperlukan alat bantu yang dinamakan mikroskop. Mikroskop merupakan alat untuk melihat atau
mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Pada pengamatan pertama diperoleh
hasil jika sifat mikroskop cahaya ialah maya atau semu, terbalik dan
diperbesar.
Sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup. Pada pengamatan kedua
membuktikan bahwa struktur epitel pada rongga mulut sama dengan struktur sel
hewan. Karena di dalam epitel rongga mulut tidak ditemukan vakuola, dinding
sel,dan plastida. Pada sel epitel rongga mulut, terdapat adanya membrane sel,
inti sel, dan sitoplasma. Sel mukosa pipi tidak mempunyai dinding sehingga
mempunyai bentuk yang tidak tetap dan mudah berubah. Sel mukosa pipi tersusun
oleh : sitoplasma membrane sel, dan inti sel.
Pada pengamatan ketiga membuktikan
bahwa irisan umbi lapis bawang merah membentuk struktur sel tumbuhan yang dikarenakan
dinding sel di luar membrane. Sel umbi lapis bawang merah mempunyai bentuk yang
rapi kotak – kotak meski tidak kotak sempurna. Sel tersebut berwarna keungu –
unguan karena mengandung kloroplas meski tak selalu mengandung klorofil.
7.2
Saran
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti
untuk mendapatkan hasil pengamatan yang lebih maksimal. Kepada semua pengamat
atau praktikan disarankan agar lebih teliti dalam mengamati objek.
DAFTAR
PUSTAKA
Alton,
Biggs et.al. 2008. Glencoe Biology.Glencoe Science Biology. New York:
Mc. Graw.
Campbell,
Reece-Mitchell. 2010. Biologi.Terjemahan oleh Manalu Wasmen dkk. Edisi
Kelima Jilid 1dan 2. Jakarta:
Erlangga.
Kimball,
J.W. 2009. Biologi. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Tortora,
J, Gerard dan Derrickson, Bryan.2009. Principles Of Anatomy And Physiology.
United States of America. John Wiley & Sons, Inc.
Lampiran
Jurnal
1.
4.
Komentar
Posting Komentar